shark finning Pictures, Images and Photos
grafiti Pictures, Images and Photos

Selasa, 30 Juni 2009

Kampung Bena


Kampung Bena, adalah salah satu perkampungan megalit(ikum) yang terletak di Kabupaten Ngada. Tepatnya di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, sekitar 19 km selatan Bajawa.
Kampung yang terletak di puncak bukit dengan view gunung Inerie. Keberadaannya di bawah gunung merupakan ciri khas masyarakat lama pemuja gunung sebagai tempat para dewa. Menurut penduduk kampung ini, mereka meyakini keberadaan Yeta, dewa yang bersinggasana di gunung ini yang melindungi kampung mereka.
Kampung ini saat ini terdiri kurang lebih 40 buah rumah yang saling mengelilingi.Kampung Bena, adalah salah satu perkampungan megalit(ikum) yang terletak di Kabupaten Ngada. Tepatnya di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, sekitar 19 km selatan Bajawa.
Kampung yang terletak di puncak bukit dengan view gunung Inerie. Keberadaannya di bawah gunung merupakan ciri khas masyarakat lama pemuja gunung sebagai tempat para dewa. Menurut penduduk kampung ini, mereka meyakini keberadaan Yeta, dewa yang bersinggasana di gunung ini yang melindungi kampung mereka.
Kampung ini saat ini terdiri kurang lebih 40 buah rumah yang saling mengelilingi. Badan kampung tumbuh memanjang, dari utara ke selatan. Pintu masuk kampung hanya dari utara. Sementara ujung lainnya di bagian selatan sudah merupakan puncak sekaligus tepi tebing terjal.
Oh ya, karena sudah masuk dalam daerah tujuan wisata Kabupaten Ngada jadi kalau masuk ke sana jangan lupa isi dulu buku tamu. Syukur-syukur dilihat dulu. Ternyata kampung ini menjadi langganan tetap wisatawan dari Jerman dan Italia.
Ditengah-tengah kampung atau lapangan terdapat beberapa bangunan yang mereka menyebutnya bhaga dan ngadhu. Bangunan bhaga bentuknya mirip pondok kecil (tanpa penghuni). Sementara ngadhu berupa bangunan bertiang tunggal dan beratap serat ijuk hingga bentuknya mirip pondok peneduh. Tiang ngadhu biasa dari jenis kayu khusus dan keras karena sekaligus berfungsi sebagai tiang gantungan hewan kurban ketika pesta adat.

Salah satu acara adat tahunan yang digelar di kampung megalit ini adalah Rebha. (kenapa pakai h karena mereka menyebut ba dengan tekanan yang kuat).
Reba merupakan suatu prosesi adat dimana semua anggota keluarga berkumpul dalam sebuah rumah adat ( Sa’o ) dan melakukan syukuran atas apa yang telah diperoleh selama setahun dan memohon keberhasilan ditahun yang akan datang. Prosesi ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan dan sekaligus sebagai ritual untuk menghormati nenek moyang, dan semua yang mengikuti ritual ini diwajibkan untuk memakai pakaian adat.
Selain sisi tradisional yang tampak dari kampung bena terdapat pula seni tata letak rumah adat ( Sa’o ) yang tampak seperti susunan anak tangga yang menambah keindahan kampung bena. Masyarakat kampung bena khususnya kaum wanita, memiliki keahlian untuk membuat kerajinan tenun ikat dengan corak yang berbeda.
Nah, tenun ikat ini salah satu cendera mata yang dapat dibeli di kampung ini.

Catatan tambahan (dari beberapa sumber):
Penduduk Bena termasuk ke dalam suku Bajawa. Mayoritas penduduk Bena adalah penganut agama katolik. Umumnya penduduk Bena, pria dan wanita, bermata pencaharian sebagai peladang. Untuk kaum wanita masih ditambah dengan bertenun.
Pada awalnya hanya ada satu klan di kampung ini yaitu klan Bena. Perkawinan dengan suku lain melahirkan klan-klan baru yang sekarang ini membentuk keseluruhan penduduk kampung Bena. Hal ini bisa terjadi karena penduduk Bena menganut sistem kekerabatan matriarkat.
Pada saat klan baru akan terbentuk maka berlangsunglah suatu upacara yang diakhiri dengan pendirian ngadhu, berbentuk seperti payung (simbol pihak keluarga laki-laki) dan bagha, berbentuk seperti rumah (simbol keluarga perempuan).

Rumah keluarga pria menjadi sakalobo, sementara rumah keluarga wanita menjadi sakapu'u, keduanya menjadi rumah pokok klan baru tersebut. Sepasang rumah pokok itu menggambarkan prinsip hidup penduduk setempat bahwa di dunia ini manusia hidup berpasangan pria dan wanita. Secara umum prinsip ini juga dapat dibaca dari perletakan rumah di Bena yang berhadapan satu sama lain mengelilingi sebuah lapangan terbuka di tengah desa.
Karena ada sembilan klan di kampung ini maka terdapat sembilan pasang Ngadu dan Bagha. Pada dasarnya masyarakat Bena (sejak dahulu) sudah menganggap bahwa gunung, batu, hewan-hewan (anjing, babi, dll) harus dihormati sebagai makhluk hidup. Seperti Gunung Surulaki yang dianggap sebagai hak bapa, dan Gunung Inerie sebagai hak mama.


Selengkapnya...

Lele Listrik


Lele listrik (Malapterurus electricus) adalah salah satu anggota ikan lele yg paling unik sekaligus aneh. Mereka dapat ditemukan di Afrika, tepatnya di daerah Sungai Nil & sejumlah perairan air tawar di Afrika Barat. Seekor ikan lele listrik diketahui bisa tumbuh hingga ukuran 1 m & berat mencapai 20 kg. Secara fisik, mereka tidak jauh berbeda dengan ikan lele lainnya. Perbedaan utamanya adalah ia tidak memiliki sirip punggung memanjang & memiliki bibir yg sedikit lebih "jontor". Lele listrik adalah hewan nokturnal yg hanya keluar beraktivitas pada malam hari. Di alam liar, mereka adalah karnivora yg memakan ikan-ikan kecil, namun dalam tangkapan mereka juga mau menerima pelet & bayam kaleng

Lele listrik - sesuai namanya - bisa menghasilkan listrik. Listrik ini bisa digunakan untuk menangkap mangsa sekaligus mempertahankan diri. Listrik yg dihasilkannya diketahui bisa mencapai 350 volt! Karena itulah bila ikan ini tidak sengaja dipegang, tangan orang yg memegangnya bisa mati rasa untuk sementara waktu. Sebenarnya ada ratusan jenis ikan yg diketahui bisa mendeteksi sekaligus menghasilkan listrik, namun hanya ada 3 jenis ikan yg bisa menghasilkan tegangan listrik hingga ratusan volt : belut listrik (650 V), ikan pari torpedo (220 V), dan lele listrik itu sendiri

Berdasarkan penelitian artifak sejarah, para ahli mengetahui bahwa lele listrik sudah dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Orang-orang Mesir menganggap bahwa ikan lele listrik keramat & diberkati oleh Tuhan karena dengan mengaktifkan organ listriknya saat ditangkap dengan jala, ia juga membebaskan ikan-ikan lain yg kebetulan ikut tertangkap pada jala. Ikan lele listrik juga diketahui sudah dikenal oleh dunia iptek Arab pada abad ke-12. Dalam salah satu literatur kuno, ikan itu diberi nama "Raash" yg berarti guntur, mungkin untuk menggambarkan kemampuannya menghasilkan listrik

Bagaimana cara kerja organ listrik pada ikan itu sendiri? Pada ikan yg mampu menghasilkan listrik, di salah satu bagian tubuhnya terdapat organ khusus yg disebut organ listrik. Organ listrik sebenarnya adalah semacam gabungan dari serat saraf & otot. Jika dilihat lebih dekat, dapat dilihat bahwa pada organ listrik terdapat banyak sel berbentuk piringan yg saling bertumpuk satu sama lain. Piringan itu sendiri diselimuti semacam lapisan tipis yg berlendir untuk menghantarkan listrik. Semakin banyak piringannya, semakin besar pula jumlah listrik yg bisa dihasilkan. Pada ikan-ikan yg menghasilkan tegangan listrik hingga ratusan volt, jumlah lempengan istriknya bisa berjumlah antara ribuan hingga jutaan

Cara kerja organ listrik pada dasarnya sama dengan cara kerja otot. Begitu menerima perintah dari otak, organ listrik akan segera berkontraksi & melepaskan "ledakan listrik" ke sekitarnya. Organ listrik yg ada pada setiap ikan listrik umumnya berjumah sepasang & terhubung dengan sistem saraf serta otak. Supaya organ listrik bisa tetap berfungsi, organ listrik ini harus diposisikan tetap sejajar satu sama lain. Karena itulah, ikan listrik tidak banyak menggerakkan bagian tubuh yg terdapat organ listriknya & hanya bisa berenang lambat. Belut listrik misalnya, organ listriknya terletak di sepanjang sisi tubuh sehingga untuk bergerak, ia hanya menggetarkan sirip punggung & perutnya. Ikan lele listrik sendiri organ listriknya berada di daerah kepala, tepatnya belakang mata. Untuk bergerak, ia hanya menggerakkan ekornya perlahan-lahan

Ikan-ikan listrik umumnya tinggal di daerah keruh di mana penglihatan sangat terbatas. Karena itulah mereka sangat mengandalkan organ listriknya. Dengan mendeteksi getaran di medan listrik yg dihasilkannya, ia bisa mendeteksi keberadaan mangsa & musuh. Dengan teknik kamuflase dengan memanfaatkan keruhnya air pula ia berburu & mencari makan. Bila mangsanya mendekat, ia akan tetep tidak bergerak sambil menunggu mangsanya berada di jangkauannya. Begitu mangsanya berada persis di dekatnya, ia akan segera melepaskan kejutan listrik untuk menyetrum mangsanya. Mangsa yg sudah pingsan itu kemudian ditelan oleh ikan listrik bulat-bulat tanpa perlu bersusah payah


Selengkapnya...

Tembok Bomber


Grafiti (juga dieja graffity atau graffiti) adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum cat semprot tersedia, grafiti umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.
Grafiti (juga dieja graffity atau graffiti) adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum cat semprot tersedia, grafiti umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.

Daftar isi [sembunyikan]
1 Sejarah
2 Grafiti pada zaman modern
3 Fungsi grafiti
4 Hukum
4.1 Gang grafiti
4.2 Tagging graffiti
5 Lihat pula
6 Pranala luar



[sunting] Sejarah

Grafiti di Pompeii. Grafiti ini mengandung tulisan rakyat yang menggunakan bahasa Latin Rakyat dan bukan bahasa Latin Klasik.Kebiasaan melukis di dinding bermula dari manusia primitif sebagai cara mengkomunikasikan perburuan. Pada masa ini, grafitty digunakan sebagai sarana mistisme dan spiritual untuk membangkitkan semangat berburu.

Perkembangan kesenian di zaman Mesir kuno juga memperlihatkan aktivitas melukis di dinding-dinding piramida. Lukisan ini mengkomunikasikan alam lain yang ditemui seorang pharaoh (Firaun) setelah dimumikan.

Kegiatan grafiti sebagai sarana menunjukkan ketidak puasan baru dimulai pada zaman Romawi dengan bukti adanya lukisan sindiran terhadap pemerintahan di dinding-dinding bangunan. Lukisan ini ditemukan di reruntuhan kota Pompeii. Sementara di Roma sendiri dipakai sebagai alat propaganda untuk mendiskreditkan pemeluk kristen yang pada zaman itu dilarang kaisar.


[sunting] Grafiti pada zaman modern

Grafiti pada Tembok Pemisah Israel di Israel-Palestina.Adanya kelas-kelas sosial yang terpisah terlalu jauh menimbulkan kesulitan bagi masyarakat golongan tertentu untuk mengekspresikan kegiatan seninya. Akibatnya beberapa individu menggunakan sarana yang hampir tersedia di seluruh kota, yaitu dinding.

Pendidikan kesenian yang kurang menyebabkan objek yang sering muncul di grafiti berupa tulisan-tulisan atau sandi yang hanya dipahami golongan tertentu. Biasanya karya ini menunjukkan ketidak puasan terhadap keadaan sosial yang mereka alami.

Meskipun grafiti pada umumnya bersifat merusak dan menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan kebersihan kota, namun grafiti tetap merupakan ekspresi seni yang harus dihargai. Ada banyak sekali seniman terkenal yang mengawali karirnya dari kegiatan grafiti.


[sunting] Fungsi grafiti
Bahasa rahasia kelompok tertentu.
Sarana ekspresi ketidak puasan terhadap keadaan sosial.
Sarana pemberontakan.
Sarana ekspresi ketakutan terhadap kondisi politik dan sosial.



Selengkapnya...

devil Pictures, Images and Photos
tembok bomber Pictures, Images and Photos